My CMS

indonesia-facebook.net – Aksi perusahaan asal Tiongkok, Xiaomi yang menjual ponsel layar sentuh jauh di bawah kompetitornya kembali dilakukan. Setelah Redmi 5A, kini Xiaomi menghadirkan Redmi 5 Plus.

Untuk diketahui, dengan mengusung layar 18:9, Redmi 5 Plus siap bersaing dengan Vivo V7+ dan Oppo F5. Dengan spesifikasi yang hampir sama, perusahaan besutan Lei Jun itu membanderol harga Redmi 5 Plus jauh lebih murah ketimbang dua kompetitornya.

Redmi 5 Plus dengan kapasitas RAM 4 GB dilepas seharga Rp 2,699 juta. Sementara Oppo F5 dibanderol dengan harga Rp 3,999 juta sedangkan Vivo V7+ dijual dengan harga Rp 4,299 juta. Melihat itu, sejumlah pihak mengatakan Xiaomi kembali merusak harga pasar terutama di Indonesia.

Stephen Shi selaku Country Manager Xiaomi Indonesia selepas acara peluncuran Redmi 5 dan Redmi 5 Plus. Dia mengatakan pihaknya tidak peduli dengan kompetisi, ada hal lain yang lebih penting untuk di jadikan fokus ketimbang memikirkan kompetisi.

“Filosofi kami bagaimana menghadirkan produk dengan teknologi terbaru dan dijual terjangkau oleh masyarakat terutama di Indonesia. Jadi kami tidak peduli dengan yang namanya kompetisi. Kami lebih memikirkan Mi Fans, yang kami anggap sebagai teman,” kata Shi di Jakarta, Rabu (14/2/2018).

Banyaknya pemintaan pada produk Redmi 5A membuat harga ponsel ini melambung dari banderol resminya. Hal ini ditakutkan akan terulang kembali ketika Xiaomi menjual Redmi 5 Plus karena ponsel ini akan dilepas dengan harga jauh di bawah kompetitornya.

Terkait kasus Redmi 5A, pihak Xiaomi tidak bisa mengontrol harga barangnya di pasaran. Namun untuk memenuhi permintaan yang banyak, Xiaomi akan terus berupaya meningkatkan produksi Redmi 5A dan Redmi 5A Plus.

BACA JUGA : Sudahkah Anda Mengetahui Iklan Hadir di Instagram?

“Kami dan mitra manufaktur sudah berupaya meningkatkan jumlah unit. Siang dan malam kami terus menggenjot produksi agar dapat memenuhi permintaan di pasar Indonesia,” kata pria berkacamata itu.

Hal itu pula yang akan dilakukan Xiaomi pada Redmi 5 Plus. Mereka akan meningkatkan produksi bilamana permintaan meningkat. Sehingga konsumen bisa mendapatkan perangkat dengan harga yang sesuai.